Posts Tagged ‘syukur’

Bersyukur

Bapak Tua Penjual Amplop

Sobat,  berikut saya kutipkan artikel yang semoga  bisa diambil hikmahnya untuk kehidupan kita.

Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat, saya selalu melihat seorang bapak tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun bapak itu tetap menjual amplop. Mungkin bapak itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat. Baca lebih lanjut

Arthur Ashe : Antara Sabar dan Syukur

Sobat,  berikut sebuah tulisan menarik yang terlalu bagus untuk di lewatkan.  Tulisan ini  saya kutip dari   grup anak sekolah teman saya.  Dari manapun asalnya yang pasti,  substansi dari tulisan ini  amat berharga,  bahkan mungkin bisa ditarik hikmahnya untuk kehidupan kita.

Sobat,   Arthur Ashe, pemain Wimbledon legendaris sekarat karena AIDS yg berasal dari darah yg terinfeksi virus ketika operasi jantung pada 1983. Dia menerima surat dari para penggemarnya, salah satu dari mereka ada yang menyampaikan:  “Mengapa Tuhan memilih Anda untuk mendapatkan penyakit yg buruk seperti ini??”

Terhadapnya, Arthur Ashe menjawab:
Lima puluh juta anak mulai bermain tenis,
Lima juta dari mereka belajar bagaimana bermain tenis,
Lima ratus ribu belajar tenis secara profesional,
Lima puluh ribu bertanding dalam turnamen,
Lima ribu mencapai Grand Slam,
Lima puluh mencapai Wimbledon,
Empat mencapai semifinal,
Dua mencapai final dan ketika saya menggenggam pialanya, saya tak pernah bertanya pada Tuhan, “Kenapa (harus) saya?”
Jadi ketika sekarang saya sakit, bagaimana bisa saya menanyakan kepada Tuhan, “Kenapa (harus) saya?”

Kebahagiaan membuatmu tetap manis.
Cobaan membuatmu kuat. Kesedihan membuatmu tetap menjadi manusia.
Kegagalan membuatmu tetap rendah hati.
Kesuksesan membuatmu tetap berpijar.
Namun, hanya iman yg membuatmu tetap melangkah.

Kadang engkau merasa tidak puas terhadap kehidupanmu sementara banyak orang di dunia ini memimpikan bisa hidup sepertimu.

Anak kecil di ladang memandang pesawat terbang di atasnya, dan memimpikan bisa terbang, tetapi sang pilot di pesawat itu memandang ladang di bawahnya dan memimpikan bisa pulang ke rumah.

Begitulah hidup.
Nikmatilah hidupmu.

Jika kekayaan adalah rahasia kebahagiaan, tentu orang-orang kaya akan menari-nari di jalanan.
Tapi? Hanya anak2 miskinlah yg melakukannya.𞮗

Jika kekuatan memang menjamin keamanan, tentu orang-orang penting akan berjalan tanpa pengawalan.
Tapi? Hanya mereka yg hidup sederhana yg bisa tidur nyenyak.

Jika kecantikan dan kepopuleran memang membawa kita pada hubungan yang ideal, tentu para selebriti pasti punya perkawinan yg terbaik.

Hiduplah sederhana
Berjalanlah dengan rendah hati.
Dan mencintailah dengan tulus

Sobat,  semoga bermanfaat

Baca lebih lanjut

Pancaran Hati

 

Anak Muda Terkaya di Amerika Hidup Sederhana

dustin

Sobat, sabar dan sukur merupakan kunci terpenting untuk mencapai kebahagiaan.  Sabar ketika mendapat  musibah,  dan  bersyukur ketika mendapat  berkah.  Namun,   sebenarnya secara esensi  antara sabar dan syukur tidak bisa dipisahkan.  Ketika meraih kenikmatan seperti jabatan dan kekayaan misalnya.  Sabar dan syukur keduanya justru harus kita kembangkan secara bersama. Bersyukur dengan  cara memanfaatkan nikmat dan karunia dengan cara-cara yang bijaksana,  yang berarti pula  bersabar untuk tidak mencegah diri dari  hidup secara berfoya-foya.  Orang yang berpangkat dan kaya raya ketika tidak mampu mengendalikan dirinya (bersabar)  dia pasti akan bersikap dumeh (mentang-mentang).  Hanya orang yang bersabar dan bersyukur harta –  tahta   yang diperoleh pasti akan dipergunakan untuk kemaslahatan masyarakat  di sekelilingnya.  Sobat,  berikut saya kutipkan sebuah artikel  tentang  contoh perilaku yang mengembangkan syukur dan sabar ketika  mendapatkan kesuksesan.  Semoga  artikel yang dikutip  ini dapat  diambil hikmatnya untuk kehidupan kita. Semoga.

Baca lebih lanjut

Pelajaran syukur Dua Orang Pengamen

Sobat, berikut saya tampilkan sebuah tulisan yang menarik yang saya dapatkan dari mailing list. Substansinya sangat penting untuk mendorong kita untuk senantiasa mensyukuri apa yang kita punya, senantiasa memperhatikan dan atau berbagai kepada sesama.

Kamis minggu lalu, sore itu tepatnya di bilangan UKI – Universitas Kristen Indonesia (Jakarta), waktu telah menunjukan senja kala, matahari telah terbenam, dan sang bulan mulai perlahan menampakkan wajahnya yang cantik.

Saya kala itu baru turun dari bus jemputan yang mengantar saya dari kantor di bilangan Cikarang, biasa saya terlelap dalam bus tersebut untuk mempersiapkan energi untuk melanjutkan perjalanan pulang.

Hari itu saya sedang kesal dengan beberapa keinginan yang belum tercapai, dan dalam hati sedang mempertanyakan mengapa Allah memberi saya ujian seperti ini, saya sedang gelisah hati. Dan saat turun dari jemputan pun  tiba. Waktu menunjukan sekitar pukul 17.20 menit WIB. Di tengah ramai jalanan ibukota, saya mencoba mampir ke tukang gorengan, karena saya sedang ingin makan gorengan.  Khususnya penjual “combro” karena saya menyukai pangan tersebut karena terbuat dari singkong yang diberi oncom,       wah buat lidah saya rasanya luar biasa sekali. Panganan tersebut sengaja saya persiapkan untuk berbuka puasa. Karena saya saat itu sedang puasa Senin-Kamis.

Setelah membeli combro dan sebotol teh manis dalam botol atas merek tertentu, saya masukan bekal tersebut ke dalam tas saya. Tidak jauh  beberapa meter dari tempat saya membeli combro tersebut saya melihat dua orang anak kecil yang sedang diam dan duduk di pinggiran trotoar di bilangan UKI tersebut. Baca lebih lanjut