Archive for Februari, 2012

Tertawa Mencegah Jantung

Sobat,  Olahraga teratur dan diet seimbang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung. Tetapi tahukah anda bahwa ada sembilan hal lain dapat dilakukan untuk menyehatkan jantung kita ¿

1. Tertawa. Penelitian di University College di London menyebutkan: tawa hangat atau cekikikan mampu melemaskan dinding arteri, menyebabkan aliran darah meningkat sampai 45 menit. Dosis tertawa harian yang disarankan minimal 15 menit lamanya.

2. Mengingat kebahagiaan
Penelitian menunjukkan : mengingat kembali kenangan menyenangkan dapat membantu sistem kekebalan tubuh dan akan memperkuat jantung.

3. Bersyukur
European Heart Journal melaporkan : orang dewasa yang berpandangan positif terhadap kehidupan dapat mengurangi risiko serangan jantung. Rasa syukur membuka kesempatan hidup lebih baik, lebih sehat, dan lebih lama. Baca lebih lanjut

Hubungan Historis-Kultural Muslim – Hindu di Klungkung, Bali (Tulisan 3).

Pada hari keempat di kabupaten Klungkung,  saya dan teman-teman diajak pak Hasan Bicks menelusuri kembali jalan di kampung-kampung kuno Muslim.  ”Agar suasana kehidupan komunitas muslim Klungkung nyantel dalam ingatan”,  tegas pak Hasan sambil menyetir mobil dengan  penuh waspada.  Maklum, hari itu kami memang berniat melanjutkan perjalanan ke kabupaten Bangli.

Pagi  itu udara terasa dingin.  Langit mendung tipis,  dan mentari malu-malu menampakkan diri.  Bahkan,  gerimis kecil mulai turun membasahi bumi.  Udara di luar membeku,  tetapi alhamdulillah kami di dalam mobil tidak ikut beku. Kami tetap terhangatkan oleh semangat  yang menyala untuk mengunjungi kampung-kampung muslim di Bali lainnya.

Sebelum meninggalkan Klungkung,  kami   diajak mampir dahulu ke pelabuhan rakyat di desa Kusamba.  Ini merupakan kunjungan yang kesekian kalinya ke pelabuhan rakyat untuk menuju pulau Nusa Penida ini. Kenapa kami merasa perlu balik ke tempat ini ?  Alasannya hanya satu: menyantap sate ikan yang luar biasa lezatnya.  Sebenarnya,  tempat dan penyajiannya  tak ada yang istimewa alias sederhana saja.  Tetapi,  rasa khas nya  benar-benar menendang lidah kita.  Menunya: sate ikan yang ditusuk dengan potongan kecil pelepah daun kelapa,  sop dengan isi pentolan bakso terbuat dari ikan juga,  plecing kangkung,  kacang goreng, ditambah sambal yang pedasnya menyengat lidah kita.   Sungguh,  kelezatannya masih kuingat kembali ketika saya menulis naskah ini.

Di Kabupaten Klungkung   komunitas-komunitas muslim yang baru tumbuh sejak era pariwisata sebenarnya tidak ada.   Lima Kampung Muslim yakni Gelgel,  Lebah,  Jawa,  Kusamba, dan Toya Pakeh semuanya merupakan kampung Kuno.  Baca lebih lanjut

Reformasi Sistem Pemilu

Cover Belakang:   Sepanjang usia republik ini, pemilu dirasa tak pernah betul-betul mencerminkan asas demokrasi. Dalam format politik nasional,  system kepartaian memang telah diwujudkan, disamping memformalkan pemilu yang,  secara teoritis,  dilaksanakan setiap lima tahun sekali.

Meskipun demikian, pemilu yang langsung, umum, bebas, dan rahasia (luber) tidak pernah menjadi kenyataan. Pemilu yang luber hanyalah slogan dan retorika. Di era Orde Baru, misalnya pemanfaatan Golkar, monoloyalitas birokrasi, dinajiskannya budaya oposisi, susunan Panwaslak Pemilu, dan penerapan dwifungsi ABRI merupakan bukti bahwa pemilu yang semestinya luber tercemar oleh kooptasi penguasa.

Untuk mengembalikan pemilu kepada esensinya, diperlukan reformasi total baik pada system maupun teknis penyelenggaraannya.  Termasuk reformasi peran social politik ABRI dan campur tangannya dalam pemilu.

Meski buku ini telah lama terbitnya,  tetapi isinya masih sangat relevan dengan problem kekinian,  terutama dalam rangka membangun pemilu yang demokratis tidak manipulatif,  baik dari segi prosedur maupun substansinya. (Jakarta: PT Gramedia  Widiasarana Indonesia).***

Pancaran 6

Hanya satu ku takut dalam hidup

ku tak mampu kenal siapa diriku

apalagi tahu siapa Engkau,  wahai  Tuhanku.

Hanya satu ku takut dalam hidup

ku merasa tlah coba dekati-Mu, tapi Kau

kian jauh dari rengkuhanku, wahai Tuhanku.

Hanya satu kutakut dalam hidup

ku tak tahu cara jangkau

kasih sayang-Mu, wahai  Tuhanku.

foto:tiaraintani.blogspot

Pelajaran syukur Dua Orang Pengamen

Sobat, berikut saya tampilkan sebuah tulisan yang menarik yang saya dapatkan dari mailing list. Substansinya sangat penting untuk mendorong kita untuk senantiasa mensyukuri apa yang kita punya, senantiasa memperhatikan dan atau berbagai kepada sesama.

Kamis minggu lalu, sore itu tepatnya di bilangan UKI – Universitas Kristen Indonesia (Jakarta), waktu telah menunjukan senja kala, matahari telah terbenam, dan sang bulan mulai perlahan menampakkan wajahnya yang cantik.

Saya kala itu baru turun dari bus jemputan yang mengantar saya dari kantor di bilangan Cikarang, biasa saya terlelap dalam bus tersebut untuk mempersiapkan energi untuk melanjutkan perjalanan pulang.

Hari itu saya sedang kesal dengan beberapa keinginan yang belum tercapai, dan dalam hati sedang mempertanyakan mengapa Allah memberi saya ujian seperti ini, saya sedang gelisah hati. Dan saat turun dari jemputan pun  tiba. Waktu menunjukan sekitar pukul 17.20 menit WIB. Di tengah ramai jalanan ibukota, saya mencoba mampir ke tukang gorengan, karena saya sedang ingin makan gorengan.  Khususnya penjual “combro” karena saya menyukai pangan tersebut karena terbuat dari singkong yang diberi oncom,       wah buat lidah saya rasanya luar biasa sekali. Panganan tersebut sengaja saya persiapkan untuk berbuka puasa. Karena saya saat itu sedang puasa Senin-Kamis.

Setelah membeli combro dan sebotol teh manis dalam botol atas merek tertentu, saya masukan bekal tersebut ke dalam tas saya. Tidak jauh  beberapa meter dari tempat saya membeli combro tersebut saya melihat dua orang anak kecil yang sedang diam dan duduk di pinggiran trotoar di bilangan UKI tersebut. Baca lebih lanjut

Kisah Jenaka Sarat Makna 1-5

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Cover Belakang: Buku ini menampilkan kisah-kisah jenaka sosok utama bernama Nasiruddin Hoja.  Sosok utama itu termasyur akan kejenakaannya dalam menyikapi suatu persoalan, baik yang aneh maupun yang menegangkan. Kisah-kisahnya secara menarik diceritakan kembali oleh penulisnya dengan kalimat mengalir dan enak dibaca. Cara-cara Nasiruddin Hoja dalam menyelesaikan persoalan yang sering di luar dugaan dan ukuran kenormalan manusia pada umumnya menjadi daya tarik khas buku ini.

Sebagian besar kisah di buku ini mungkin sudah pernah anda baca atau dengar di masa kanak-kanak.  Namun, apapun pengalaman anda tersebut,  buku ini menawarkan hal-hal baru dalam menikmati dan memaknai kisah-kisah jenaka yang seringkali di masa lalu hanya diposisikan sebagai pengisi waktu dan biasanya berlalu begitu saja.

Kira-kira hal-hal dan makna apakah yang baru itu ? Jawabnya dapat anda temukan saat menikmati buku (lima jilid) ini. (Jakarta: Penerbit Erlangga)***