Posts Tagged ‘puisi’

Keluasan bahasa Arab menjelaskan satu kata “CINTA”

Sobat,  tahukah sobat,  cinta (love)  dalam bahasa Arab ternyata tidak hanya bermakna tunggal.  Ia memiliki banyak istilah sesuai dengan derajad kedalaman dan bentuk ekpresi  dari rasa cinta (love).   Hal ini persis seperti yang berhasil diungkapkan dan atau diuraikan seorang ulama Islam bernama Ibnu Qayyim Al Jauzi.

Sobat,   Ibnu Qayyim Al Jauziy rahimahullah dalam kitabnya Dzamm Al Hawa menjelaskan peringkat dan makna cinta serta kosakata yang menggambarkannya.

 Pandangan mata atau berita yang didengar bisa melahirkan rasa senang disebut ‘Aliqa

Apabila melebihinya sehingga terbetik untuk mendekat maka dinamai Mail

Dan bila keinginan itu mencapai tingkat kehendak untuk menguasainya maka dinamai Mawaddah

bila seseorang bersedia berkorban atau membahayakan dirinya demi kekaksihnya dinamakan Al ‘Isyq

Sedangkan jika cinta telah memenuhi hati seseorang sehingga tidak ada lagi tempat bagi yang lain maka dinamakan at tatayum

Jika ia tidak lagi dapat menguasai dirinya atau tidak mampu lagi berpikir membedakan sesuatu akibat cinta maka keadaan ini dinamai Walih Baca lebih lanjut

INILAH KATA-KATA TERAKHIR IMAM SYAFI’IRAHIMAHUMULLAH SEBELUM WAFAT

Sobat,  berikut saya nukilkan kata-kata terakhir Imam Syafi’i sebelum wafatnya,  yang isinya amat merasa kuatir tentang nasib pasca kematiannya.  Jika orang yang amat shaleh saja  masih merasa kuatir sedemikian rupa,   lantas orang seperti kita harus bersikap bagaimana untuk menyongsong kematian kita ?

Menjelang Akhir Hidupnya di dunia dan permulaan hidupnya di akhirat, salah seorang murid beliau yang bernama Imam Muzani datang membesuk.Saat itu Imam Syafi’i hanya bisa terbaring di pembaringan. Imam Muzani bertanya kepadanya, “Bagaimana Keadaanmu?” Beliau menjawab, “Aku merasa sebentar lagi akan meninggalkan dunia ini dan berpisah dengan teman-teman. Segelas Anggur Kematian telah aku teguk dan hanya kepada Alloh saja aku kembali. Sungguh, demi Alloh aku tidak tahu, kemana ruhku akan berjalan. Ke Surgakah atau ke Neraka? Jika ke Surga maka aku akan selamat. Namun, jika ke Neraka, maka aku akan celaka.” Baca lebih lanjut

Pancaran 7

Wahai… Pemilik Kasih Sayang

selama ini, ku telah ungkapkan  syahadat,

ikrar pada semesta alam  hanya Kau yang kucinta dalam-dalam.

Duhai..Empunya Cinta Kasih

selama ini, diri telah menjalani prosesi apel lima kali sehari

menandai bayang Mu  telah mengikat nurani.

O…Penggerak Jiwa Asmara

selama ini, diri telah ribuan kali baca Kalam Mu,

memberi bukti hanya surat cinta Mu yang dapat tenangkan hati.

Yaa …Robbur-Rahmaan Ya .. Robbur-Rahiim

Sepanjang hayat ku berusaha menggumuli pesona Mu,

Tapi…kenapa cintaku hanya asmara hampa bagi Mu ?

dan kenapa asmaraku tak mampu menarik perhatian-Mu ?

Ya… Robbul-Lathiifu

mohon sampaikan padaku, hijab apakah yang membatasiku

untuk merengkuh dzat suci Mu ?

Pancaran 6

Hanya satu ku takut dalam hidup

ku tak mampu kenal siapa diriku

apalagi tahu siapa Engkau,  wahai  Tuhanku.

Hanya satu ku takut dalam hidup

ku merasa tlah coba dekati-Mu, tapi Kau

kian jauh dari rengkuhanku, wahai Tuhanku.

Hanya satu kutakut dalam hidup

ku tak tahu cara jangkau

kasih sayang-Mu, wahai  Tuhanku.

foto:tiaraintani.blogspot

Pancaran 5

Duh Gusti…

aku mohon ampunan Mu melalui kelembutan sifat Mu

aku mohon petunjukMu melalui taufik hidayah Mu

aku mohon berkah Mu melalui kasih sayang Mu

aku mohon rahmat Mu melalui ridlo inayat Mu

aku mohon segala sesuatu melalui kemurahan sifat Mu

Duh Gusti…

apakakah permintaanku

terlalu berlebihan bagi Mu ?

Pancaran 4

Di sini ku menanti

Kemarin, hari ini, entah sampai kapan lagi,

ku  akan terus menanti, agar peroleh cinta kasih Mu  Ya..Robbi.

Di sini aku berjanji.

Sekarang, lusa, entah sampai kapan waktunya,

senantiasa ku berusaha, untuk gapai kasih sayang Mu Ya.. Azza wa jalla.

Di sini, di mana saja,

aku slalu mabuk arak pesonaMu Duhai… Ilahi.

ingin rasanya, kumanunggalkan jiwa ragaku

dalam rengkuhan Mu,

dalam nafas Mu,

dalam sinar mata dan senyum Mu.

Sekarang, atau kapan pun waktunya,

Slalu kurindu lekatnya sukma

pada raga,

pada netra,

pada kening dan bibirMu.

O…, akankah harapanku

hanya hayalan bertabur dosa,

atau justru sesuatu yang Kau damba dari setiap hamba.

Di sini… kurindukan jawab Mu.